SWIPE UP TO READ

Kontribusi Sekolah Selamat Pagi Indonesia Dalam Pendidikan Kewirausahaan Dunia melalui UNESCO

iwan

Bekasinians17 October 2019

BEKASI - >Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) didaulat menjadi pembicara pada gelaran 8th >UNESCO APEID Conference on Entrepreneurship Education, di Hangzhou, China, pada 9 hingga 11 Oktober lalu. Hal itu menjadikan PSI sebagai wakil Indonesia dalam ajang berbagi wawasan tentang pendidikan kewirusahan tersebut.

Inisiator sekaligus Pendiri Sekolah SPI, Julianto Eka Putra mengatakan, jalan menuju pengakuan >UNESCO ini telah dirintis sejak beberapa tahun lalu dan kini berbuah hal yang menyenangkan bagi Sekolah SPI.

"Ini merupakan tindak lanjut diundangnya SPI pada Mei 2017 lalu ke Kuala Lumpur dalam acara TVET 3rd High Officials Meeting on SouthEast Asia Technical And Vocational Education and Training . Sejak itu, kami menjalin komunikasi intensif dengan UNESCO di Bangkok. Jadi mereka mengundang kami untuk memaparkan best practice yang kami lakukan dalam membangun entrepreneur education di Indonesia. Tentunya ini kesempatan yang sangat baik buat kita bisa belajar dan bertukar pikiran bagaimana kami bisa tumbuh menjadi lebih baik lagi," jelas Julianto, Rabu (16/10/19).

Menurutnya, Konfrensi pendidikan kewirausahaan ini merupakan agenda tahunan organisasi pendidikan, keilmuan dan kebudayaan PBB yang diberi nama Asian Programme of Educational Innovation for Development (APEID) berada di bawah naungan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (>UNESCO). Permasalahan yang diangkat konferensi ini khusus membahas bagaimana pendidikan kewirausahaan dapat membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, dan bakat yang sesuai dalam persiapan untuk menghadapi tantangan dunia di masa depan.


"Bukan tanpa alasan Sekolah SPI menjadi wakil Indonesia dalam ajang berbagi wawasan tentang pendidikan kewirausahaan tersebut, sekolah gratis khusus yatim piatu yang berlokasi di Batu, Malang, tersebut memang telah dikenal mampu mentransformasi siswa-siswi dari kalangan tidak mampu menjadi entrepreneur handal dengan kurikulumnya yang unik dan inovatif," terangnya.

"Pengakuan lembaga internasional seperti ini semakin menguatkan keyakinan kami, bahwa misi kami bersama untuk memutus rantai kemiskinan lewat pendidikan bukanlah impian hampa. Ini adalah harapan yang harus kita pupuk bersama sehingga semakin banyak anak
Indonesia yang terselamatkan dari putus sekolah karena kemiskinan," pungkas Julianto.

Di tahun kedelapan penyelenggaraannya, acara yang diikuti 80 peserta yang datang dari seluruh dunia ini mengangkat tema 'Entrepreneurship Education for the 4 th Industrial Revolution'. Beberapa hal yang menjadi poin pokok acara tersebut yakni, identifikasi dampak potensial dari Revolusi Industri ke-4 terhadap pendidikan, diskusi mengenai respons pendidikan kewirausahaan untuk memenuhi tuntutan Revolusi Industri ke-4, berbagi wawasan mengenai praktik-praktik pendidikan kewirausahaan yang tepat dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi Revolusi Industri ke-4, serta untuk menjalin kemitraan dan kolaborasi di antara anggota EE-Net dalam memenuhi tantangan tersebut. Delegasi Sekolah SPI di ajang ini diwakili oleh Dr. Tech. Sendy Fransiscus Tantono, ST., MT., M. Eng. (Ketua Yayasan SPI), Risna
Amalia Ulfa, S.Si., M.M. (Kepala Sekolah SPI) dan dua orang siswa SMA, Kholifatul Mubasyiroh
dan Ridwan Dinar Maleo.

"Merupakan suatu kehormatan bagi SPI bisa berpartisipasi dalam forum internasional semacam ini. Semoga apa yang kami sampaikan di acara UNESCO ini bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat dunia, begitu pula bagi kami. Harapannya tentu ada yang bisa dibawa pulang untuk diterapkan di SPI, terutama karena kami juga baru meresmikan sekolah tinggi bisnis di SPI," ungkap Risna Amalia Ulfa, Kepala Sekolah SPI melalui sambungan telepon.

SimpleWordPress
SimpleWordPress

Terkini

Join Grup

Dapatkan informasi terkini dan terbaru yang dikirimkan langsung ke Inbox anda